A. Pengertian Kerajinan Limbah Tekstil
Limbah tekstil
merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian, proses penghilangan
kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan
proses penyempurnaan. Proses penyempurnaan kapas menghasil kan limbah yang
lebih banyak dan lebih kuat dari pada limbah dari proses penyempurnaan bahan
sistesis. Jadi, kerajinan limbah tekstil adalah suatu karya tangan yang
dihasilkan oleh buangan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik
(rumah tangga).
B. Prosedur Etetika Dan Egormis Kerajinan
Limbah Tekstil
Unsur
estetika sering kita kenal
dengan istilah keindahan.
Keindahan adalah nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah
karya seni. Keindahan juga diartikan sebagai pengalaman
estetis yang diperoleh ketika seseorang mencerap objek seni
atau dapat pula dipahami sebagai sebuah objek yang memiliki
unsur keindahan.
Nilai-nilai keindahan (estetik) atau keunikan karya seni memiliki
prinsip: kesatuan (unity), keselarasan (harmoni), keseimbangan
(balance), dan kontras (contrast) sehingga menimbulkan
perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun rasa
senang.
Unsur ergonomis karya kerajinan selalu dikaitkan dengan
aspek fungsi atau kegunaan. Adapun unsur ergonomis karya
kerajinan adalah seperti berikut:
1. Keamanan (security) yaitu jaminan tentang keamanan
orang menggunakan produk kerajinan tersebut.
2. Kenyamanan (comfortable), yaitu kenyamanan apabila
produk kerajinan tersebut digunakan. Barang yang enak
digunakan disebut barang terap. Produk kerajinan terapan
adalah produk kerajinan yang memiliki nilai praktis yang
tinggi.
3. Keluwesan (flexibility), yaitu keluwesan penggunaan.
Produk kerajinan adalah produk terap/pakai, yaitu produk
kerajinan yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau
terapannya. Produk terap/pakai dipersyaratkan memberi
kemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai
tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.
Keindahan adalah nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah
karya seni. Keindahan juga diartikan sebagai pengalaman
estetis yang diperoleh ketika seseorang mencerap objek seni
atau dapat pula dipahami sebagai sebuah objek yang memiliki
unsur keindahan.
Nilai-nilai keindahan (estetik) atau keunikan karya seni memiliki
prinsip: kesatuan (unity), keselarasan (harmoni), keseimbangan
(balance), dan kontras (contrast) sehingga menimbulkan
perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun rasa
senang.
Unsur ergonomis karya kerajinan selalu dikaitkan dengan
aspek fungsi atau kegunaan. Adapun unsur ergonomis karya
kerajinan adalah seperti berikut:
1. Keamanan (security) yaitu jaminan tentang keamanan
orang menggunakan produk kerajinan tersebut.
2. Kenyamanan (comfortable), yaitu kenyamanan apabila
produk kerajinan tersebut digunakan. Barang yang enak
digunakan disebut barang terap. Produk kerajinan terapan
adalah produk kerajinan yang memiliki nilai praktis yang
tinggi.
3. Keluwesan (flexibility), yaitu keluwesan penggunaan.
Produk kerajinan adalah produk terap/pakai, yaitu produk
kerajinan yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau
terapannya. Produk terap/pakai dipersyaratkan memberi
kemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai
tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.
1.Prinsip Keseimbangan/Balance
adalah berkenaan dengan kualitas bobot atau kesan berat ringannya suatu karya. Keseimbangan dapat dibuat secara formal atau dengan istilah yang lazim disebut setangkep (jawa) atau simetris. Keseimbangan dapat di buat pula secara informal atau asimetris dan keseimbangan radial atau memancar.
2. Prinsip Kesatuan/Unity :
adalah berkenaan dengan kualitas bobot atau kesan berat ringannya suatu karya. Keseimbangan dapat dibuat secara formal atau dengan istilah yang lazim disebut setangkep (jawa) atau simetris. Keseimbangan dapat di buat pula secara informal atau asimetris dan keseimbangan radial atau memancar.
2. Prinsip Kesatuan/Unity :
Prinsip ini dapat tercapai
apabila terpenuhi prinsip keseimbangan, irama, penekanan, proporsi, dan keselarasan.
Teori-teori Psikologi Gestalt tentang kedekatan, ketertutupan dan kesamaan
dapat membantu terpenuhinya prinsip kesatuan dalam karya Seni Rupa.
3. Prinsip Irama :
3. Prinsip Irama :
Prinsip ini di
timbulkan dari kesan gerak dari unsur yang melekat pada karyanya yang dapat
diupayakan melalui pengulangan, pergantian, perubahan ukuran, dan gerak
mengalun.
C.
Motif Ragam Hias Kerajinan Limbah Tekstil
Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola
yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat
berupa tenunan, tulisan pada kain (misalnya batik), songket, ukiran, atau
pahatan pada kayu/batu. Ragam hias dapat distilisasi (stilir) sehingga
bentuknya bervariasi.
1.
Ragam Hias Flora
Flora
sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di
Indonesia. Ragam hias dengan motif flora mudah dijumpai pada barang-barang seni
seperti batik, ukiran, dan tenunan.
2.
Ragam Hias Fauna
Ragam
hias fauna merupakan bentuk gambar motif yang diambil dari hewan tertentu.
Hewan pada umumnya telah mengalami perubahan bentuk atau gaya. Beberapa hewan
yang biasa dipakai sebagai objek ragam hias adalah kupu-kupu, burung, kadal,
gajah, dan ikan.
Ragam
hias motif fauna telah mengalami deformasi namun tidak meninggalkan bentuk
aslinya. Ragam hias fauna dapat dikombinasikan dengan motif flora dengan bentuk
yang digayakan.
Motif
ragam hias daerah di Indonesia banyak menggunakan hewan sebagai objek ragam
hias. Daerah-daerah tersebut seperti Yogyakarta, Bali, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, dan Papua. Motif ragam hias tersebut dapat dijumpai pada hasil karya
batik, ukiran, anyaman, dan tenun.
3.
Ragam Hias Geometris
Ragam
hias geometris merupakan motif hias yang dikembangkan dari bentuk-bentuk
geometris dan kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi pembuatnya.
Gaya ragam hias geometris dapat dijumpai di seluruh Indonesia, seperti Jawa,
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Ragam
hias geometris dapat dibuat dengan menggabungkan bentuk-bentuk geometris ke
dalam satu motif ragam hias.
4. Ragam Hias Figuratif
Bentuk
ragam hias figuratif berupa objek manusia yang
digambar dengan mendapatkan penggayaan bentuk. Ragam hias figuratif biasanya terdapat pada bahan tekstil maupun
bahan kayu,
yang proses pembuatannya dapat dilakukan dengan cara menggambar.
D.
Teknik Pembuatan Benda Kerajinan Limbah Tekstil
Teknik konduksi dalam kerajinan limbah tekstil:
1. CETAK SARING/SABLON 2. BATIK Teknik menghias permukaan kain dengan
menggunakan screen. Teknik menghias permukaan kain menggunakan malam batik
dengan pewarnaan alami dan buatan 3. MAKRAME Teknik membentuk struktur dengan
menggunakan berbagai simpul/ikatan. 4. JAHIT Teknik pembuatan suatu karya
kerajinan yang terbuat dari guntingan/potongan kain dengan cara dijahit sesuai
desain. 5. SULAM /BORDIR 6. TENUN DAN TAPESTRI Teknik menghias permukaan kain
menggunakan benang sulam yang dikerjakan secara manual maupun masinal. Teknik
membentuk struktur dengan cara menyilangkan benang pakan diantara benang lusi.
E.
Proses Produksi
kerajinan Limbah Tekstil
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi
untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan,
disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu
mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya,
melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan,
getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan
atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam
penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau
pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu
bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam
perencanaannya.
F.
Langkah Keselamatan Kerja
1. Alat
Seperti mesin jahit,tempat buat nyablon, dan
lain sebagainya.
2. Teknik Pembuatan
Seperti Nyablon,cap,dan lain sebagainya.
3. Prosedur Pembuatan
Seperti keselamatan apa sih yang harus di jaga
yaitu mata,kulit,tangan,dan lain sebagain.
G.
Sikap Dan Prilaku Wirausaha
1.
Sikap wirausahawan
1. Mampu berpikir dan bertindak kreatif dan
inovatif
2. Mampu bekerja tekun, teliti dan produktif
3. Mampu berkarya berlandaskan etika bisnis yang
sehat
4. Mampu berkarya dengan semangat kemandirian
5. Mampu memecahkan masalah dan mengambil
keputusan secara sisitematis dan berani mengambil resiko
2. Perilaku
wirausahawan
1) Memiliki
rasa percaya diri
a) Teguh pendiriannya
b) Tidak
tergantung pada orang lain
c) Berkepribadian
yang baik
d) Optimis terhadap pekerjaannya
2) Berorientasi pada tugas dan
hasil
a) Haus akan
prestasi
b) Berorientasi
pada laba / hasil
c) Ketekunan dan
ketabahan
d) Mempunyai
dorongan kuat, motivasi tinggi dan kerja keras
3) Pengambil
resiko
a) Enerjik dan
berinisiatif
b) Kemampuan
mengambil resiko
c) Suka pada
tantangan
4) Kepemimpinan
a) Bertingkah
laku sebagai pemimpin
b) Dapat
menanggapi saran-saran dan kritik
c) Dapat bergaul dengan orang lain
5) Keorisinilan
a) Inovatif,
kreatif dan fleksibel
b) Serba bisa dan
mengetahui berbagai hal
c) Mempunyai
banyak sumber kemampuan
6) Berorientasi ke masa depan
a) Memiliki
pandangan ke masa depan
b) Optimis
memandang masa depan
by rizki
ijin copy gan
BalasHapus